Isi drum/tong sampah melimpah, buang sampah sembarangan, bau sampah ada di mana-mana, di rumah penduduk, di perumahan-perumahan, di tepi jalan, atau pada saat kita berpapasan/di belakang truk-truk sampah yang sedang lewat. Jauh lebih berbau, ketika truk sampah tidak mengangkut sampah-sampah yang ada di rumah-rumah penduduk atau di komplek. Isi drum/tong sampah semakin meluap dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bukankah manusia itu sendiri yang menciptakan semua itu?
Persepsi tentang sampah. Orang mempersepsikan sampah sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat. Tapi hal itu tidak terjadi oleh tangan-tangan orang terampil & kreatif. Sampah dapat dijadikan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang lain, bahkan bagi lingkungan hidup manusia itu sendiri. Apakah kita akan membebankan orang-orang tersebut? Kebersihan itu milik bersama, tanpa keterlibatan semua orang suatu hal yang mustahil lingkungan jadi bersih.
Sampah yang ada disekeliling kita, tidak menutup kemungkinan karena faktor keseimbangan alam, namun demikian bisa jadi karena ulah manusia itu sendiri dalam mengelola lingkungan.
Sabtu, 29 Agustus 2020, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka (LPPM-UT) mengadakan kerjasama dengan karang taruna di sekitar Situ Tuju Muara Pamulang dalam rangka pelatihan pembuatan pupuk organik dan pupuk organik cair (POC), di tepi Situ Tuju Muara Pamulang, Tangerang Selatan (TANGSEL). Pelatihan dihadiri oleh Ibu Any dari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka, Ibu Uning dari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka, orang yang dituakan oleh penduduk setempat dan dari Sedekah Terbuka. Pelatihan 26 orang peserta. Peserta dibatasi dikarenakan wabah COVID 19 dan tetap mematuhi protokol COVID 19, karena perpanjangan masa PSBB di daerah TANGSEL.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat dengan membudidayakan sampah eceng gondok yang dianggap sebagai sampah/limbah. Eceng gondok oleh tangan-tangan orang kreatif disulap menjadi kerajinan tangan dan dijadikan sebagai pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Pembuatan pupuk organik dari eceng gondok menggunakan komposter. Dari komposter, akan menghasilkan dua jenis pupuk yaitu: organik dalam bentuk padat dan pupuk organik cair, (Hadisuwito, 2012; Anastasia R. Moia*, Dingse Pandiangana, Parluhutan Siahaana, Agustina M Tangapoa). Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah (Taufika, 2011; Anastasia R. Moia*, Dingse Pandiangana, Parluhutan Siahaana, Agustina M Tangapoa).
Kesipulan dari pengujian eceng gondok disimpulkan, pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi karena mengandung unsur-unsur mikro seperti N, P dan K yang berguna bagi pertumbuhan tanaman sawi. Pertumbuhan tanaman sawi yang paling tinggi terjadi pada perlakuan dengan pupuk organik cair 40%. Sumber: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo
Eceng gondok akan tumbuh bagus pada saat sengaja di tanam di akuarium, atau kolam-kolam kecil di rumah-rumah penduduk. Akan tetapi eceng gondok yang tumbuh liar akan sangat menggangu. Apa bila eceng gondok eksploitasi hingga habis, juga akan menggangu ekosistem. Untuk itu dibutuhkan keseimbangan alam. Untuk tetap dapat membuat pupuk organik, kita masih dapat menggunakan limbah sampah rumah tangga seperti: sisa sayuran, kulit nanas, kulit melon, kulit semangka, daun-daunan dan lain sebagainya.
Sumber bacaan: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo
Terimakasi atas kunjungan, kiritik, saran dan komentarnya. Anda sependapat? Silakan like & share