Media sosial menjadikan orang ketagihan (Adictive), setiap pengguna ponsel dengan aplikasi media sosial menjadikan ketergantungan. Dan fanatik dalam penggunaannya, sehingga pengguna hanya mengandalkan satu media sosial.
Selamat tinggal Google plus. Google+ (G+) adalah jejaring sosial yang dioperasikan oleh Google INC. G+ diluncurkan tepatnya 28 Juni 2011, penggunanya sangat banyak dan membludak. Aplikasi tersebut dapat dioperasikan pada komputer desktop, android dan sistem operasi iOS. Ini adalah upaya untuk menyaingi jaringan sosial Facebook yang banyak digunakan lebih dari sekitar 750 juta pengguna versi The New York Times. Aplikasi media tersebut banyak digunakan berbagai tujuan seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Tanggal 2 April 2019 hilang sudah dari peredaran dunia maya. Banyak pengguna Google Plus (G+) yang kehilangan, banyak pula yang beralih ke media sosial yang lain.
Data pengguna G+ dari 500 ribu penggunanya kemungkinan telah bocor. Informasi tersebut sudah terlanjur jatuh ke tangan para developer eksternal yang jumlahnya mencapai 438 pengembang.
Patah tumbuh hilang berganti, adalah pepatah kuno yang masih relevan kita gunakan di era digital. Banyak perkembangan media sosial yang dapat digunakan. Yang menjadi pertanyaan adalah, kita menggunakan media sosial apa sekarang, Facebook, twitter, whatsapp, instagram atau yang lain? Anda masih mau fanatik?
Untuk diketahui. Kita memiliki data pribadi yang sangat privasi. Akan tetapi, bisa dipercaya bahkan bisa diyakini bahwa, data yang tercantum dalam aplikasi media sosial jauh lebih lengkap dari pada data yang ada pada kartu penduduk (KTP) yang kita miliki. Sedangkan data tersebut tersimpan di sebuah pada sebuah server yang keberadaanya entah berantah, lebih miris sekali sekali data tersebut dipublikasikan kepada publik. Miris!
Banyak aplikasi media sosial yang menawarkan berbagai solusi untuk masa depan. Dan hati-hatilah dalam menginformasikan data pribadi yang ada pada diri kita. Ditunggu di https://mewe.com/profile/5ca5a3ed2cfde30be5f07987