Idul Fitri di Tengah Pandemi COVID 19

Idul fitri 1 Syawal 1441/24 Mei 2020, kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun-tahun sebelumnya, pada H-10 dan H+10, orang lalu lalang hilir mudik lebaran dan kembali lagi. Tapi kini terhenti sejak diberlakukan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB merupakan langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID 19, (‘Co’ yang artinya ‘corona’, ‘Vi’ untuk ‘Virus’, dan “D” untuk ‘Penyakit (disease)’.

PSBB, adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441/24 Mei 2020, dengan mengikuti protokoler COVID 19. Shalat dilaksanakan di Masjid Darul Ulum, Ds. Jabon Mekar, Kec. Parung, Kab. Bogor. Hadir dalam shalat tersebut ketua yayasan Darul Ulum (H. Riyadi), H. Darmasta (ketua perumahan UT Jabon Mekar), H. Mohamad Yunus, karyawan perumahan UT dan masyarakat sekitar dikomplek. Dalam sambutannya, Riyadi menyampaikan ucapan Minal Aidzin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin, ucapan terimakasih juga ditujukan kepada panitia yang terlibat dalam pembangunan dan pelebaran masjid Darul Ulum.

Tepat pukul 07.00 WIB, shalat Idul Fitri dimulai yang dipimpin oleh Ustad Azhari dan dilanjutkan khutbah Idul Fitri oleh H. Mohamad Yunus.

Apakah puasa kita berhasil? Pandemi Corona merupakan ujian kehidupan ini mengharuskan kita memilih. Apa pilihan Anda?

Alumni Madrasah Ramadlan: Menjadi Manusia Baru
Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1441H/24 Mei 2020
H. Mohamad Yunus

KHUTBAH I:

Segenap puja dan puji bagi dan hanya milik Allah Swt. Allah Sang Pemilik semesta yang kasih sayangnya melampaui luas jagat raya, yang ampunan-Nya tiada mengenal batas, dan yang kuasa-Nya tiada yang menandingi Allah anugerahkan kepada kita semua karunia  dan nikmat yang tidak terbilang, tetapi pada saat yang sama Ia menguji keimanan kita dengan berbagai goncangan kehidupan, termasuk epidemi Corona yang menggemparkan jagat. Makhluk Corona yang hanya sebesar ‘nano’ telah melumpuhkan orang-orang yang merasa paling berkuasa di atas dedampar dunia;membungkam orang-orang yang merasa dirinya jagoan tak terkalahkan;membanting orang-orang yang merasa pandai, alim, dan suci;membekukan roda perekonomian sehingga menyebarkan kegalauan karena banyak yang kehilangan lahan nafkah hidup; membuat jutaan manusia berbagai belahan dunia cemas dan ketakutan; bahkan membuat banyak manusia tidak berdaya: terbaring dan terkulai lemah, terkapar ambruk tanpa daya, dan bahkan ada yang terdiam tidak bernyawa.

Firman Allah SWT dalam QS Al Ankabut: 2-3:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: `Kami telah beriman’, sedangmereka tidak diuji lagi?”

Dan apakah ujian Allah itu?

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNya­lah kita semua akan kembali.Mereka itu, akan dikaruniakan atas mereka anugerah-anugerah dari Tuhan mereka dan rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat petunjuk.” (QS Al Baqoroh: 155-157)

Ujian corona dan ujian kehidupan ini mengharuskan kita memilih: mau menjadi orang kufur, berputus asa, dan berburuk sangka kepada Allah, atau mau menjadi orang bersyukur, yang selalu yakin dan penuh harap akan kasih sayang Allah, dan berbaik sangka kepada-Nya. Menyerah atau terus berjuang dengan keyakinan akan ke-Maha-an dan Kemurahan Allah Swt? Berkeluh kesah dalam kegundahan dan kekhawatiran yang tiada berujung atau bertawakal kepada Sang Maha Pemelihara Semesta? Menjauh atau semakin mendekat ke haribaan Allah Swt? Silakan memilih jalan yang harus ditempuh. Tetapi ingat setiap pilihan ada konsekuensi dan akibatnya yang harus ditanggung oleh orang yang telah menentukan pilihannya.

Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketakwaannya.” (Qs. asy-Syams: 7-8).

Pertanyaannya: adakah hidup dan persoalannya menjadi selesai hanya dengan keluh kesah, ketakutan dan kegalauan, pesimisme dan bahkan putus asa? Tidak bukan! Apakah dengan morang-maring, marah-marah, dan kemudian menjauh dari Allah, persoalan hidup akan teratasi dan selesai? Tidak bukan! Lalu, gimana dong, jalan mana yang harus dipilih? Allah SWT memberikan petunjuk kita dalam firman-Nya.

  1. Bersyukurlah dalam keadaan apapun. Syukur akan membuat kita bisa berpikir tenang, berjiwa damai, menikmati hidup, dan produktif.

 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”(QS Ibrahim: 7)

2. Mendekat dan memohon pertolonganlah dengan penuh keyakinan dan kesabaran dengan memeihara, menegakkan, dan menyempurnakan salat. Firman Allah dalam surat al Baqarah, ayat 153, Allah berfirman:

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat;sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar”.

3. Melatih diri untuk terus mensucikan ruh dan diri kita, dengan mengurangi sifat-sifat buruk dan menggantinya dengan sifat-sifat yang baik

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (Qs. asy-Syams: 9-10).

4. Menyebarkan kebaikan dan manfaat sebanyak-banyaknya bagi sesama

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali Imron: 133-134).

Memang mudah melakukannya? Tidak dan memang tidak bisa sekaligus. Bertahap dan harus terus berlatih. Allah SWT sangat paham akan kekuatan dan kelemahan kita. Itulah sebabnya Allah anugerahkanRamadlan kepada kita semua. Untuk apa? Sebagai madrasah atau lembaga pendidikan dan pelatihan agar  kembali pada fitrahnya sebagai ciptaan Allah yang paling mulia, kembali kepada keseimbangan dirinya dalam menunaikan tugas kehambaan dan kehalifahannya. Karena itu Allah sampaikan di dalam al Quran:  

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al Baqoroh: 183)

Allohu Akbar Allohu Akbar Walillahil hamdu

Lalu, puasa kita apakah berhasil? Lihat setelah Ramadlan. Seperti apa perubahan diri kita. Saya ingin mengajak kita semua beritibar dan berenung dengan cerita ular dan ulat.

KISAH SANG ULAR

Ular adalah sejenis reptile yang memerlukan pergantian kulit untuk melindungi pertumbuhan dan keberlangsungan hidupnya, . sekaligus menyingkirkan parasit yang mungkin menempel di kulit lamanya.Pergantian kulit atau sheddingpada ular biasanya terjadi sekitar dua sampai empat kali dalam setahun. Untuk ular yang masih kecil melepaskan kulit terjadi setiap dua minggu sekali.

Masa pergantian kulit adalah saat paling penting danwaktu yang sensitif bagi ular. Pada saat seperti ini, ular biasanya lebih sering berendam ditempat minumnya atau bersembunyi dilubang persembunyian. Bahkan mereka tidak makan sampai proses ganti kulitnya selesai. Dalam setiap periode shedding, dibutuhkan 7-10 hari bagi si ular untuk melepaskan seluruh kulit lama yang ada di seluruh tubuh (eksidis), termasuk di atas mata.

Saat ular akan melepaskan kulitnya, ada cairan yang keluar dari tubuhnya dan membuat tubuh ular menjadi berwarna buram. Cairan itu berfungsi sebagai pelumas yang melonggarkan kulit lama ular supaya mudah terlepas. Tapi apabila kulit lama ular tidak segera mengelupas, cairan di antara lapisan kulit baru dan kulit lama ular bisa mengeras  dan seperti merekatkan kulit lama ular ke tubuhnya. Jika seluruh tubuh ular masih tertutup kulit lamanya ini lebih lama lagi, maka bisa menyebabkan kematian ular.Jika beberapa bagian tubuh ular masih ada sisa kulit lamanya, mungkin ia masih bisa bertahan.

Lalu apa yang terjadi setelah dan sebelum ganti kulit? Sehari sebelum ganti kulit, mata ular akan berubah menjadi abu-abu bersaput selaput berwarna putih. Kulit berangsur menjadi buram.  Begitu pergantian kulit berakhir mulus, maka mata ular pun menjadi cerah kembali, kulit pun berangsur cerah, dan kulit baru terlihat bersih, segar, dan mengkilat. Tetapi, apakah ular berubah menjadi binatang lain? Tidak! Apakah karakter, sifat, atau perilaku ular berubah? Juga Tidak. Ular dengan kulit lama dan setelah ular memiliki kulit baru tetap saja ular. Tidak ada perubahan apun kecuali fisiknya.

ULAT MENJADI KUPU-KUPU

Berbeda dengan ular, lain pula dengan ulat. Ada 4 fase yang dilalui ulat untuk mengalami metamorphosis sempurna. Perubahan dari satu fase ke fase lain terlihat sangat berbeda. Perbedaan itu terjadi karena adanya diferensiasi atau perubahan sel secara radikal.

Proses ulat menjadi kupu-kupu pertama adalah fase telur. Kupu-kupu bertelur di tempat terpilih, yaitu bawah ujung daun yang disukai dengan posisi telur terlindung. Pemilihan daun dimaksudkan agar telurnya nanti langsung bisa mendapat makanan apabila telur menetas dalam jangka waktu 3-5 hari. Kedua, fase larva. Telur mneetas menjadi ulat. Satu binatang yang sangat lemah kelihatannya dan umumnya orang meras jijik memandangnya. Untuk pertumbuhannya yang sangat cepat, ulat makan daun sangat banyak sehingga tumbuhan pun menjadi rusak. Bahkan jika melahap daun-daun padi muda, maka ulat akan menjadi musuh Bersama para petani.

Pertumbuhan ulat sangat cepat, bahkan terkadang ukuran tubuhnya melebihi kulitnya, sehingga mereka harus berganti kulit (molting) sebanyak 4 sampai 6 kali. Setelah ukuran ulat maksimal, mereka akan mencari tempat berlindung dan daun yang cocok untuk membungkus kulitnya agar bisa berubah menjadi kepompong.

Ketiga adalah fase kepompong (Pupa). Kepompong biasanya berwarna hijau atau coklatuntuk menyamarkan diri dari lingkungan sekitar. Ketika diamati dari luar, hewan ini seperti sedang bertapa, tetapi di dalam sebenarnya sedang terjadi proses pembentukan diri menjadi kupu-kupu dalam jangka waktu rata-rata antara 7 sampai 20 hari. Setelah kurun waktu antara 7 sampai 20 hari, selanjutnya mereka akan lanjut ke fase imago.
Keempat adalah fase Kupu-kupu (Imago). Setelah proses pembentukan diri sempurna, ulat tersebut akhirnya berubah menjadi kupu-kupu. Mahluk bersayap, bisa terbang, dan bentuk yang indah. Kupu-kupu yang dulunya ulat yang menjijikkan dan kadang begitu melihat orang langsung membunuhnya, tetapi begitu berganti rupa kaum wanita dan anak-anak pun sangat menyukai mereka. Perilakunya berubah. Ia hinggap di tempat-tempat bersih dan memakan nektar atau madu, yang mereka dapatkan dari bunga-bunga. Dia terbang dan hidup di siang hari. Tidak aa yang berkeliaran di malam hari. Karena takut dibully manusia diledekin sebagai “Kupu-kupu Malam’.

Nah, lalu buah Ramadlan yang kita peroleh seperti apa? Terserah pada kita. Apakah mau seperti ular, yang sekedar ganti kulit tapi setelah ganti kulit ya tetap saja ular dengan segala sifat dan kelakukannya. Ataukah, seperti ulat. Yang setelah berpuasa ‘mesu diri’ kemudian berubah perilaku, sifat, dan pikiran kita menjadi lebih baik, lebih lindah, lebih menyenangkan orang banyak. Jika kita ingin menjadi kupu-kupu, marilah kita terus berlatih dan perjuangkan agar ruh kita seperti halnya kupu-kupu. Bukan ular.

Barokallohu li walakum bil qur’anil adzim. Wa nafaani wa iyyakum bima fihi minal ayatil hakim. Wataqobbalallohu minna wa minkum tilawatahu innahu huwal gofururrohim.

KHUTBAH II:

, Wassalamualaikum WR Wb.

 

Terima kasih atas kunjungan, komentarnya, jangan lupa like dan share

4 Replies to “Idul Fitri di Tengah Pandemi COVID 19”

  1. Yang penting tetap melaksanakan protokol kesehatan dan juga banyak berdoa. Insya Allah kita semua tetap bisa berhari raya dengan baik.

Leave a Reply to yahya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.