Buku Tetap Menjadi Primadona

Informasi dan pesan berantai membanjir dari media sosial. Informasi yang kita terima bisa berupa narasi teks, audio maupun audio visual. Oleh orang-orang kreatif dengan maksud tertentu, informasi yang diterima bisa dimodifikasi, sehingga kehilangan makna dari sumber informasi utama.

Copy paste (copas) aktifitas sangat mungkin dilakukan oleh setiap orang. Aktifitas tersebut dapat dilakukan pada media-media sosial juga tidak menutup kemungkinan pada tugas sekolah atau tugas kuliah. Contoh: kita sering menggunakan aplikasi WastApp (WA). Informasi dari grup WA sangat ekslusif, artinya hanya orang yang ikut dalam grup tersebut yang tau, apa yang sedang dalam diskusikan. Informasi yang diterima sudah melalui banyak modifikasi, baik dalam grub maupun lintas grup.

Banyak mengikuti berbagai grup, banyak pula informasi yang diterima. Itukah yang disebut kekinian? Aplikasi media sosial memberikan peluang pada setiap orang untuk dapat membuat atau mengikuti grub-grup. Pertanyaan besar adalah. Berapa lama kita menghabiskan waktu untuk membaca semua pesan berantai yang datangnya dari berbagai grup?

Jangan mudah menghakimi seseorang, hanya karena postingan yang datangnya dari entah berantah. Artinya tanpa sumber yang jelas, orang mudah menghakimi karena postingan yang dibuat, copas, maupun forward. Demikian juga ketika kita membaca buku. Jangan mudah membuat kesimpulan sebelum kita membaca dan mendalami dari halaman pehalaman dari masing-masing bab hingga bab paling akhir. Buku pilihan utama dan primadona bagi para pembacanya.

2 Replies to “Buku Tetap Menjadi Primadona”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.